Di antara keistimewaan ajaran Islam adl seruan kepada penganutnya utk
mempertahankan persatuan di antara umat Islam dan cercaan terhadap
perpecahan yg terjadi di tengah umat ini. Sesuai dgn firman Allah yg
artinya “Dan berpegang eratlah kalian semua dgn tali Allah dan
janganlah berpecah belah“. . Maksud dari kata “tali Allah”
adl Al-Qur’an. Terdapat beberapa hadits yg menerangkan tentang
“berpegang erat dgn tali Allah” antara lain Abu Sa’id Al-Khudri berkata
Bersabda Rasulullah saw “Kitabullah adl tali Allah yg memanjang dari
langit hingga bumi“. .
Abu Syuraih Al-Khuza’i berkata Ketika
Rasulullah saw berada di tengah-tengah kami beliau bersabda “Kabar
gembira buat kalian apakah kalian bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yg
haq selain Allah dan aku adl utusanNya?” Para sahabat menjawab “Benar“.
Kemudian Rasulullah saw bersabda “Sesungguhnya Al-Qur’an ini adl
perantara salah satu ujung talinya berada di sisi Allah dan ujung
lainnya ada di tengah-tengah kalian maka berpegang teguhlah padanya
sungguh kalian tidak sesat dan binasa jika berpegang teguh padanya .”
.
Zaid bin Arqam berkata Rasulullah saw bersabda “Ketahuilah
bahwa saya meninggalkan bagi kalian dua hal yg berat salah satunya adl
Kitabullah dan itu adl tali Allah barangsiapa mengikutinya maka dia ada
dalam petunjuk Allah dan barangsiapa meninggalkannya maka ia dalam
kesesatan.” .
Kalimat “jangan kalian berpecah belah”
berarti peringatan Allah kepada umat Islam utk bersatu dalam
persaudaraan Islam dan larangan utk bergolong-golongan yg menyebabkan
lemahnya umat Islam di hadapan umat lain. Terdapat beberapa hadits yg
menerangkan perintah Allah kepada hambaNya utk menjaga persatuan umat
Islam antara lain
Dari Abu Hurairah Rasulullah saw bersabda “Sesungguhnya
Allah menyukai tiga hal dan membenci tiga hal. Tiga hal yg disukai
Allah adalah
Menyembah hanya kepada Allah dan tidak
mempersekutukanNya dgn suatu apapun.
Berpegang
eratlah kalian semua dgn tali Allah dan jangan berpecah belah.
Saling memberi nasihat terutama antara pemimpin dan rakyat. Dan
tiga hal yg dimurkai Allah adalah
Mempercayai
isu/berita yg tak jelas kebenarannya.
Bertanya
yg tidak pada tempatnya.
Berbuat mubazir atau
berfoya-foya.
” .
Penjelasan Para
Ulama Mari kita telusuri pendapat para imam Salaf dalam pembahasan ini.
Imam Qurthubi Dalam memahami kalimat “berpegang teguhlah pada
tali Allah” beliau mengatakan ‘Sesungguhnya Allah memerintahkan
kita utk selalu bersatu dan melarang kita utk berpecah belah. Sungguh
perpecahan itu adl suatu kehancuran sebaliknya persatuan adl
keberhasilan krn berpegang teguh pada tali Allah; maka berpegang
teguhlah dgn taliNya yg kuat yaitu Kitabullah.‘ Sementara itu
kalimat “jangan kalian berpecah” maksudnya berpecah dalam agama
kamu sebagaimana berpecahnya orang-orang Yahudi dan Nasrani dalam agama
mereka. Bisa juga arti berpecah di sini bergolong-golongan mengikuti
hawa nafsu dgn berbagai macam tujuan duniawi yg menyebabkan banyaknya
golongan-golongan dalam agama ini. Oleh krn itu satu-satunya jalan
menghindari bencana ini adl bersatunya umat Islam dalam satu ikatan
Allah yaitu Kitabullah. .
Untuk itulah Allah mewajibkan kita
agar berpegang teguh pada KitabNya serta sunnah RasulNya dan menjadikan
keduanya sebagai rujukan dalam hidup ini terutama ketika terjadi
perselisihan di antara kita. Allah juga memerintahkan kita utk selalu
berpedoman kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai keyakinan yg
diamalkan. Inilah jalan menuju persatuan umat Islam utk kebaikan dunia
akhirat. .
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Dalam hal ini berkata ” Para
pengikut sunnah Rasul ` adl kelompok manusia terbesar yg bersatu dan
saling mengasihi. Sebaliknya golongan mutakallimin dan filsafat adl
kelompok manusia terbesar dalam pertikaian dan perselisihan.” Beliau
tambahkan pula “Sesungguhnya dalam golongan Mu’tazilah banyak terjadi
pertikaian dan perselisihan. Satu sama lain saling mengkafirkan bahkan
ada seorang murid yg menganggap kafir gurunya krn berselisih faham. Hal
ini tak mungkin dan tak akan pernah terjadi pada umat yg mengikuti
perilaku Nabi saw yg bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits. Jika
terjadi perselisihan pada umat Islam dan mengakibatkan pertikaian bahkan
permusuhan maka ketahuilah bahwa hawa nafsu telah berperan di sini dan
bukan lagi kebenaran.”
“Para imam mujtahid Islam telah
memberi contoh pada kita walaupun mereka berbeda pendapat dan berselisih
paham dalam masalah kaifiyat pelaksanaan ibadah tetapi mereka tetap
bersatu dan saling kasih dalam Ukhuwah Islamiyah.” Ditambahkan pula oleh
beliau “Perpecahan yg terjadi pada umat Islam disebabkan banyaknya
pengikut umat ini yg melakukan bid’ah dalam agama mereka. Sementara
persatuan yg terjadi di tengah umat ini krn mereka berpegang teguh pada
ajaran Islam murni dan otentik yg disampaikan oleh para Salafus Shalih
dari umat ini. Untuk itu para pengikut sunnah Rasulullah saw pasti
bersatu dan ahli bid’ah pasti dalam perpecahan.” .
Ibnu
Qutaibah Ketika berbicara tentang golongan Mu’tazilah beliau mengatakan “Bahwa
golongan ini adl kelompok manusia terbesar yg selalu berselisih paham
dan akhirnya satu sama lain saling bermusuhan. Jika dua orang pemimpin
dari golongan ini bertemu pasti terjadi perselisihan di antara keduanya.
Dan tiap orang dari pemimpin Mu’tazilah pasti mempunyai golongan/aliran
yg berbeda dgn pemimpin lainnya. Sebaliknya para imam mujtahid Ahlus
Sunnah walaupun perselisihan selalu terjadi di antara para sahabat juga
tabi’in dalam hal fiqih dan nahwu tapi mereka tetap dalam satu ikatan
dan saling kasih dalam persaudaraan Islam dalam beragama.” .
Imam
Abul Qasim Al-Isbahani Beliau berkata “Kelompok yg selalu merujuk
segala sesuatu kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits selalu menjaga persatuan .
Karena mereka selalu menjadikan Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai rujukan
segala permasalahan dunia maupun akhirat. Sebaliknya mereka yg
mengerjakan ibadah dgn bersumber kepada pendapat dan logika saja maka
kita akan dapatkan mereka selalu dalam perpecahan. Artinya orang Islam
yg rujukan agamanya tepat dan benar mereka selalu ada dalam persaudaraan
walaupun ada perbedaan dalam memahami suatu Hadits yg berbeda kata atau
kalimatnya. Sebaliknya pula bagi mereka yg rujukan agamanya tidak tepat
seperti memahami agama hanya dgn logika dan pendapat pribadi kita akan
dapatkan mereka selalu ada dalam perpecahan; krn otak dari tiap individu
mem-punyai pandangan berbeda satu dgn lainnya.”
Mari kita
kembali telusuri kehidupan para sahabat Nabi saw tabi’in dan para
mujtahid setelahnya mereka tetap bersatu meski berbeda pendapat dalam
masalah bersuci perdagangan pernikahan perceraian dan masalah-masalah
lainnya yg memang pintu utk perbedaan itu terbuka lebar. Walaupun
demikian mereka tetap ada dalam suatu barisan utk meninggikan kalimat
Allah. Hal ini bisa terjadi krn mereka tetap merujuk pada referensi yg
tepat yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai pedoman.
Perbedaan
pendapat seperti ini justru menjadikan kedudukan mereka mulia dan
terhormat inilah rahmat Allah utk umat Islam. Dalam berselisih mereka
bersaudara dalam perbedaan mereka tetap saling hormat oleh krn itu tali
persaudaraan mereka semakin kokoh.
Bersabda Nabi saw artinya “Janganlah
kalian saling hasud/dengki saling marah saling memutuskan dan janganlah
kalian saling bermu-suhan akan tetapi jadilah hamba Allah yg
bersau-dara.” . Demikianlah yg seharusnya terjadi sesama muslim dan
bukan sebaliknya.
Penutup Imam Abu Abdillah dalam bukunya
Al-Ibanah berkata “Ketahuilah wahai saudaraku Allah telah menunjukkan
kepada kita kebaikan dan persatuan dan telah menghindarkan kita dari
perpecahan melalui kisah-kisah tentang umat yg terdahulu dalam
Al-Qur’an. Perpecahan yg terjadi pada mereka mengakibatkan mereka berani
mengingkari Allah dgn berusaha melanggar ajaranNya yg dibawa para rasul
dgn merubah ajaran tersebut. Juga Allah mengajarkan kepada kita bahwa
rasa dengki terhadap sesama disebabkan ditinggalkannya Al-Qur’an sebagai
rujukan dan pedoman hidup dan akhirnya keluarlah mereka dari rel yg
ditetapkan Allah.” .
Abdullah bin Mas’ud selalu berdo’a
dalam dakwahnya “Ya Allah perbaikilah sesama kami dan tunjukkanlah kami
jalan damai dan keluarkanlah kami dari kegelapan menuju pada cahaya dan
jauhkanlah kami dari kenistaan baik yg tampak maupun yg tidak. Dan
berkahilah bagi kami pendengaran kami penglihatan kami hati kami isteri
kami keturunan kami dan ampunilah kami sesungguhnya Engkau Maha
Pengampun dan Maha Penyayang dan jadikanlah kami orang yg bersyukur atas
ni’mat yg telah Engkau anugerahkan kepada kami dan sempurnakanlah
anugerah tersebut bagi kami.” .
Sumber Ad-Da’wah ilal i’tilaf
wadzammi ‘alal ikhtilaf karya Hay Al-Hay.
Oleh Al-Islam
- Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
sumber
file al_islam.chm